Sejarah Ponpes Al Firdausiy

 

Profil

Pondok Pesantren Al Firdausiy berdiri di bawah Yayasan Al Jannah Semarang yang berdiri sejak tahun 2006. Yayasan Al Jannah fokus pada bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan teknologi. Pondok Pesantren Al Firdausiy di asuh oleh KH. Drs. Bisri yang merupakan santri dari KH. M Arwani Amin, seorang ulama karismatik juga pengasuh pondok pesantren huffadz terbesar di Kota Kudus. Selain itu, pesantren ini juga diasuh oleh Ustadz Muhammad Sabiq Kamalul Haq, S.Pd.I., M.Pd yang merupakan putra KH. Drs. Bisri. Ustadz Sabiq sabiq merupakan santri dari KH. Ahmad Hadlor Ihsan yang sekarang menjadi ketua Dewan Fatwa MUI Jawa Tengah juga pengasuh Ponpes Al Ishlah Mangkangkulon. Saat ini Ustadz Sabiq sedang menempuh pendidikan doktor di UIN Walisongo Semarang.

NAMA “AL JANNAH” PEMBERIAN DARI KIAI BAMBU RUNCING PARAKAN

KH. Bisri mulanya ingin membangun pesantren Al Qu’an di tanah kosong belakang rumahnya. Cita-cita tersebut ingin diwujudkan karena dulu KH. Bisri pernah nyantri kepada KH. Arwani Kudus dan ingin mengembangkan ilmunya melalui pesantren. Seperti tradisi pesantren pada umumnya, untuk mendirikan pesantren perlu sowan ke para Kiai untuk meminta restu. Salahsatunya kepada KH. Raden Muhaiminan Gunardo. Beliau adalah pimpinan Pondok Pesantren Bambu Runcing Parakan, sebuah pesantren yang dikenal sebagai pusat pendekar di jaman perjuangan Indonesia. Di Pesantren yang didirikan oleh kakek Beliau inilah nama senjata tradisional Bambu Runcing menjadi sangat terkenal dan ditakuti oleh penjajah Belanda. Mbah Hinan, panggilan akrab KH Muhaiminan Gunardo, dilahirkan di Parakan. Beliau adalah keturunan Raden Santri salah seorang wali yang masih keturunan Pangeran Diponegoro. Saat sowan ke beliau, H. Bisri didawuhi gini “namanya Al Jannah wae ya”, kata KH. Raden Muhaiminan Gunardo.

Khusus Mahasiswa

Pengasuh sangat memahami psikologi dan kebutuhan mahasiswa saat ini. Sehingga materi dan kegiatan di desain khusus agar mahasiswa dapat mengembangkan potensi melalui pesantren. Materi yang diberikan tidak sekedar pelatihan dan teoritis saja. Namun dimasukkan dalam kegiatan sehar-hari. Misal agar mahasiswa menjadi pengusaha, pesantren tidak mengadakan motivasi atau pelatihan kewirausahaan. Tetapi langsung praktik bisnis. Contoh lain agar mahasiswa lulus tepat waktu, mereka tidak kami ajari menulis karya tulis ilmiah. Namun kami rutinkan menulis karya ilmiah setiap pekan. Metode telah kami uji selama lebih 15 tahun, dimana lembaga pendidikan di bawah Yayasan Al Jannah sudah membuktikan hasilnya. Suasana dalam pesantren Al Firdausiy sangat menyenangkan. Karena kami meyakini, dengan lingkungan yang menyenangkan akan lebih membuat materi pelajaran mudah ditangkap. .