UIN Walisongo Online, Semarang – Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Islam Negeri Walisongo berhasil menyelenggarakan Upacara Pengukuhan Guru Profesional ke-9 untuk Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Bagi Guru PAI Tahap 1 Tahun 2024. Acara ini berlangsung pada hari Rabu, 18 Desember 2024, di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Pengukuhan ini menghasilkan 385 guru profesional. Dari jumlah tersebut, sebanyak 372 lulusan yang mengikuti uji pengetahuan PPG untuk pertama kalinya (firstaker) mencapai persentase kelulusan 99,73%, sedangkan 13 lulusan yang mengikuti uji ulang (retaker) berhasil lulus dengan persentase 100%. Sejak tahun 2021, UIN Walisongo telah meluluskan total 3.198 guru profesional.
Para lulusan tersebut tersebar di lima kabupaten/kota, yaitu 200 mahasiswa dari Kabupaten Demak, 87 mahasiswa dari Kota Semarang, 30 mahasiswa dari Kabupaten Jepara, 5 mahasiswa dari Kabupaten Pati, dan 51 mahasiswa dari Tanggamus, Provinsi Lampung.
Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar pengukuhan guru profesional ini tidak sekadar menjadi acara seremonial, melainkan memberikan dampak positif nyata bagi kemajuan pendidikan. "Dengan pengukuhan ini, diharapkan menjadi bekal bagi guru untuk meningkatkan kompetensi guna menciptakan pendidik berkualitas serta memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan," ujarnya.
Sementara itu, Dekan FITK UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, dalam sambutannya juga menekankan pentingnya peningkatan empat kompetensi guru: pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional. Menurutnya, guru harus dapat mengembangkan media dan strategi yang menarik untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, guru harus mampu mentransfer nilai-nilai mulia, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, dan menunjukkan profesionalitas dalam setiap aspek pekerjaan mereka.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PAI Kementerian Agama RI, Dr. Munir, M.Ag, menyampaikan pesan agar para guru yang telah dikukuhkan menjadi penggerak yang membentuk akhlak generasi mendatang. Ia juga menekankan pentingnya menghindari penyebaran ajaran radikal dan terorisme dalam pendidikan. "Saya berpesan agar Bapak Ibu tidak mengajarkan generasi bangsa dengan ajaran intoleran, radikal, dan terorisme yang akan merusak keutuhan NKRI. NKRI adalah cita-cita luhur para pendiri bangsa, dan itu adalah harga mati," tambahnya.
Cari Blog Ini